Translate Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
https://1.bp.blogspot.com/-c8okBy_Vx5o/WM5Uesio1CI/AAAAAAAAAS8/2xhGk-kjNTs-egSKT-TZ8v18cktFZ9qzwCLcB/s1600/p1.jpg

Minggu, 19 Februari 2017

Refreshing Resusitasi Neonatus buat para Bidan Cantik

BAGAIMANA BAYI MEMPEROLEH OKSIGEN SEBELUM LAHIR?
     Oksigen sangat penting untuk kehidupan sebelum dan sesudah kelahiran .Sebelum lahir, seluruh oksigen yang digunakan janin berasaldari difusi darah ibu ke darah janin melewati membrane plasenta

Hanya sebagian kecil darah janin mengalir  keparu paru  janin. ParuJanin tidak berfungsi  sebagai jalur transportasi  oksigenataupun untuk sekresi karbon dioksida. Aliran darah ke paru paru belum mempunyai peranan penting untuk oksigenasi  maupununutk keseimbangan asam basa pada janin.Paru janin mengembang dalam uterus, akan tetapi kantung kantung  udara yang akan menjadi alveoli berisi cairn bukan udara. Disamping itu pembuluh arteriol yang mengalirkan darah ke paruparu  janin dalam kondisi konstriksi (mengkerut) di karenakan tekanan partial oksigen (PO2) pada janin yang rendah

Sebelum lahir , sebagian besar darah dari sisi kanan jantung tidak dapat memasuki paru karena resistensi pembuluh darah paru janin yang masih konstriksi, sehingga sebagian besar  aliran darah ini  mengambil jalur yang mempunyai resistensi yang lebih rendah yaitu  melewati duktus arteriosus menuju aorta

Setelah lahir , bayi tidak lagi terhubung dengan plasenta dan akan bergantung dengan paru paru sebagai satu satunya sumber oksigen. Oleh sebab itu  dalam hitungan detik, cairan paru dalam alveoli harus di serap , paru paru harus terisi udara  yang mengandung oksigen  dan pembuluh darah paru harus  membuka untuk meningkatkan aliran darah  ke alveoli sehingga oksigen dapat di absorsi  dandi bawa keseluruh tubuh

APA YANG SECARA  NORMAL TERJADI PADA PROSES KELAHIRAN BAYI SEHINGGA MEMPEROLEH OKSIGEN MELALUI PARU PARU ?

Secara normal ada 3 perubahan besar segera setelah kelahiran:

  Cairan dalam alveoli di serap ke pembuluh darah limfe paru dandi gantikan oleh udara .Pengisian alveoli dengan udara yang mengandung  oksigen 21 % merupakan suplay oksigen yang langsung  berdifusi ke pembuluh pembuluh darah    di sekitar alveoli'Arteri Umbilikalis kontriksi, kemudian arteri dan vena umbilikalis menutup ketika tali pusat di jepit. Hal ini menyingkirkan jalur  sirkuit plasenta yang resistensi nya rendah  dan menghasilkan peningkatan dalam tekanan darah sistemik
3.      Akibat mengembangnya alveoli oleh udara berisi oksigen , kadar oksigen dalam alveoli meningkat . Pembuluh pembuluh darah paru relaksasi sehingga tahanan terhadapaliran darah menurun

Keadan tersebut berakibat menurunnya tahanan paru  dan meningkatkan tekanan darah sistemik ,sehingga terjadi  peningkatan aliran darah ke paru paru  serta menurunnya  aliran duktus arteriousus secara dramatis . Oksigen dari alveoli  akan di serap kedalam darah  melalui pembuluh darah pulmonal, dan darah kaya oksigen akan  kembali ke sisi kiri jantung , selanjutnya darah tersebut akan di pompa ke  jaringan jaringan tubuh neonatus.

Pada keadaan normal ,udara mengandung oksigen dalam jumlah yang cukup(21%) untuk memulai relaksasi pembuluh darah  pulmonal seiring dengan peningkatan kadar oksigen dalam darah dan relaksasi pembuluh darah pulmonal , duktus areriosus mulai kontriksi ,Darah yang sebelumnya di alihkan melalui duktus arteriosus sekarang megalir melewati    paru dan akan menyerap  lebih banyak oksigen untuk disalurkan ke jaringan jaringan keseluruh tubuh

Pada akhir transisi normal, bayi akan menghirup udara  dan meggunakan paru nya  untuk menyalurkan oksigen ke  darah. Tangisan awal dan tarikan nafas yang dalam  akan membantu mendorong cairan keluar dari jalan nafasnya .Oksigen dan distensi  paru berisi udara adalah  rangsangan paling penting yang menyebabkan  relaksasi pembuluh darah pulmonal. Seiring dengan meningkatnya kadar oksigen  dalam darah, kulit bayi secara perlahan- lahan berubah warna dari abu abu /biru berubah menjadi kemerahan.

Walaupun tahap awal dari transisi normal tersebut terjadi, dalam beberapa menit  setelah kelahiran,  seluruh proses mungkin saja belum lengkap  sampai beberapa jam  atau bahkan beberpa hari setelah bayi lahir . Sebagai contoh banyak penelitian menunjukan  bahwa pada neonatus normal  yang lahir cukup bulan, di butuhkan sekitar 10 menit  untuk mencapai saturasi oksigen  sebesar 90% atau lebih . Penutupan funsional duktus arteriosus  dapat memakan waktu 12-24 jam  setelah lahir  dan relaksasi pembuluh darah  paru mungkin lengkap hingga beberapa bulan  kemudian

KESULITAN APA YANG DAPAT TERJADI SELAMA PERIODE TRANSISI?

Seorang bayi mungkin mengalami kesulitan  sebelum persalinan, selama persalinan atau setelah lahir. Bila kesulitan dimulai dalam kandungan, baik sebelum maupun selama persalinan, masalah yang muncul biasanya  berupa gangguan aliran darah  di uterus atau plasenta . Gejala klinis awal mungkin  berupa deselerasi ( perlambatan) frekunsi jantung janin , yang dapat kembali normal  setelah dilakukan langkah intervensi  untuk memperbaiki transport oksigen ke plasenta , misalnya dengan meminta ibu hamil berbaring kearah kiri ( miring kiri) atau memberi oksigen tambahan pada ibu .

Kesulitan yang  di temui setelah kelahiran  lebih banyak berkaitan  dengan  jalan nafas bayi / atau paru.

a.     Paru tidak terisi udara walaupun sudah ada pernafasan spontan (ventilasi tidak adekuat).Tarikan nafas awal bayi mungkin tidak cukup kuat untuk mendorong cairan keluar dari alveoli, atau bila ada materi misalnya: meconium, yang menghalangi udara masuk  ke dalam alveoli, sebagai akibatnya  oksigen tidak dapat masuk kedalam aliran darah  yang bersirkulasi melalui paru –paru

b.     Tidak terjadi  peningkatan tekanan darah sistemik ( hypotensi sistemik) Kehilangan darah berlebihan  atau hypoksia neonatus dan iskemia  dapat mengakibatkan kontraksi jantung  menjadi buruk bradikardi ( frekunsi jantung rendah) dan tekanan darah rendah  pada bayi baru lahir.

c.      Arteri pulmonal  tetap konstriksi setelah kelahiran , karena sebagian atau seluruh  paru gagal mengembang  atau karena kekurangan oksigen , sebelum/selama  persalinan (Hipertensi pulmonal persisten neonatus) atau  Persistent pulmonary hypertension of the newborn  sering di singkat PPHN. Sebagai akibatnya  aliran darah ke paru berkurang , sehingga suplay oksigen ke jaringan juga berkurang . Pada beberapa kasus  arterial pulmonal tetap gagal relaksasi meskipun paru telah terisi udara.

BAGAIMANA BAYI BERESPON TERHADAP KESULITAN DALAM MASA TRANSISI

Pada situasi normal , segera setelah lahir bayi akan berusaha sekuat tenaga  untuk menghirup udara kedalam paru .Peningkatan tekanan alveoli akan membantu absorsi cairan paru janin.hal ini juga  akan membantu pengaliran oksigen  keidak terjadi , cadangan oksigen kejaringan arteriol pulmonalis dan menyebabkan arteriol relaksasi .Jika urutan ini terganggu ,arteriol pulmonal akan tetap kontriksi,alveoli tetap terisi cairan , bukannya udara  dan aliran darah arterial sistemik tetap tidak mendapat oksigen .

Bila transisi normal ttidak terjadi , cadangan oksigen ke jaringan berkutang dan arteridi usus, ginjal, ototdan kulit akan kontriksi. Suatu reflek pertahanan hidup akanberusahamempertahankan atau meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak untuk mempertahankan stabilitas pasokan oksigen. Redistribusi alirandarahini membantu mempertahankan fungsi organ organ vital . Akan tetapi  jika kekurangan oksigen berlanjut ,Fungsi miocadial dan curah jantung  akan mengalami penurunan, tekanandarah menurun dan aliran darah kesemua organ juga akan berkurang . Akibat dari perfusi dan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat ini dapat bersifat irreversible dan meyebabkan kerusakan di otak,organ- organ lain atau kematian .

Bayi yang mengalami gangguan kardiorespirasi  ini mungkin menunjukan satu atau lebih gejala klinis  di bawah ini :

1.     Depresi upaya bernafas karena kurangnya oksigen ke otak

2.     Tonus otot yang buruk akibat kurangnya  oksigen ke otak, otot dan organ –organ lainnya

3.     Bradikardi karena kurangnya oksigen ke otot jantung atau batang otak

4.     Tachipnoe ( pernafasan cepat) karena kegagalan penyerapan cairan paru janin

5.     Sianosis ( warna kulit kebiruan) menetap, atau oksimetri menunjukan saturasi rendah , karena kdaroksigendi dalam darah rendah

6.     Tekanan darah rendah karena kadar oksigen tidak cukup di otot jantung , kehilangan darah ata alirandarah balik dari plasenta kurang sebelum atau sesudah persalinan

Kebanyakan gejala ini dapat pula terjadi pada kondisi lain , seperti pada infeksi  atau hypoglikemia, atau bila upaya pernafasan bayi tertekan oleh reaksi obat  seperti  golongan narkotika atau obat anasthesi  umum yang diberikan pada ibu sebelum persalinan.

BAGAIMAN SEORANG BIDAN DAPAT MENGENALI APAKAH BAYI MENGALAMI GANGGUAN DALAM UTERUS ATAU SELAMA MASA PERINATAL?

Setiap masalah yang mengakibatkan gangguan aliran darah atau oksigenasi baik di dalam uterus, selama persalinan dan atau kelahiran dapat mengganggu keadaan janin danbayi baru lahir . Penelitian laboratorium menunjukan gejala  pertama pada bayi yang mengalami gangguan kardiorespirasi  selama masa perinatal adalah menurunnya upaya untuk bernafas. Stres perinatal , awalnya bermanifestasi  sebagai periode pernafasan cepat , kemudian di ikuti oleh periode henti nafas( Apnu)primer ( tidak ada nafas atau megap- megap)

Selama periode apnu primer  ini rangsangan , seperti mengeringkan bayi  atau menyentil kakinya akan menimbukan kembalinya usaha nafas , akan tetapi , bila gangguan kardiorespirasi  selama apnu primer  terus berlanjut, bayi  akan mengalami periode nafas megap megap lagi . yang berlangsung singkat dan kemudian masuk kedalam periode apnu sekunder , dimana rangsangan taktil tidak akan mengembalikan pola pernafasan bayi , harus di berikan bantuan ventilasi untuk membalikan proses yang terjadi .

Ferkuensi jantung menurun pada saat bayi mengalami apnoe primer .Tekanan darah umumnya bisa bertahan hingga mulai terjadi apnoe sekunder , kecuali bila bayi mengalami kehilangan darah yang mengakibatkan hipotensi dengan awitan lebih dini .Seringkali kita  menerima bayi dalam fase antara apnu primer dan sekunder yang telah di sebutkan diatas , sehingga sulit bagi kita  untuk menentukan apakah bayi gangguan kardiorespirasi  telah di mulai sebelum atau selama persalinan.Pemeriksaan fisik tidak dapat membantu  kita membedakan antara apnu primer dan sekunder. Akan tetapi , respon pernafasan  terhadap rangsangan  dapat membantu kita  memperkirakan berapa lama keadaan membaayakan ini telah berlangsung , Jika bayi mulai bernafas segera setelah ia di rangsang ,berarti bayi dalam keadaan apnu primer ,dan jika tidak langsung bernafas , berarti bayi  berada dalam keadaan apnu sekunder dan bantuan ventilasi harus segera di berikan .

Sebagai panduan umum , semakin lama seorang bayi mengalami apnu sekunder , semakin lama waktu yang di butuhkan agar pernafasan spontan dapat kembali. Catatan: segera setelah di lakukan ventilasi , sebagian besar bayi yang mengalami gangguan kardiorespirasi akan menunjukan perbaikan frekuensi jantung auang sangat  cepat .

Bila ventilasi tekanan positif(VTP) yang efektif tidak menghasilakan peningkatan frekunsi jantung  yang cepat durasi waktu gangguan  kardiorespirasi mungkin telah berlangsung  sedemikian lama , sehingga fungsi miokardial  telah menagalami perburukan  dan tekanan darah telah turun  di bawah  batas krisis. Pada keadaan ini , kompresi dada  dan mungkin obat obatan akan di perlukan dalam resusitasi 
tobe continued......tunggu ya saya buat kopi dulu.....
Yuks kita lanjut......
sekarang sebagai seorang bidan yang mau di katakan trampil....kita harus mengetahuiFaktor resiko apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan resusitasi pada bayi baru lahir  

Faktor Antepartum  yang terdiri dari : 
  1. Diabetes Maternal
  2. Hipertensi gestasional dan preeklamsi
  3. Hipertensi kronik
  4. Riwayat kematian janin atai neonatus
  5. Perdarahan trimester 2dan trimester3
  6. Infeksi maternal
  7. Ibu dengan penyakit jantung,ginjal, paru-paru,tiroid atau neurologik
  8. Polihidrmanion
  9. oligohidramnion
  10. Ketuban pecah dini 
  11. Hidrops fetalis
  12. Kehamilan lewat waktu (postmatur)
  13. Kehamilan multipel
  14. Berat janin tidak sesuai dengan Usia kehamilan 
  15. Ibu pengguna obat obat bius
  16. Malformasi atau kelainan janin
  17. \Berkurangnya gerakan janin
  18. Ibu hamil yang tidak pernah ANC
  19. Ibu dengan usia >35 tahun                                                                                                                                                                                                                                                         Faktor Intrapartum :    
  20. Bedah Caesar darurat(cito)
  21. Kelahiran denganvakum atau forceps
  22. letak sungsang atau Persalinan abnormal 
  23. Kelahiran Prematur 
  24. Korioamnioitis
  25. Ketuban pecah lebih dari >18 jam  sebelum perslinan
  26. Marosomia
  27. Penggunaan Anasthesi selamaproses persalinan
  28. Takisistol uterus dengan perubahan  frekunsi jantung janin
  29. Cairan ketuban kental hijau dan bercampur mekonium
  30. Plasenta Previa  
  31. Perdarahan Irtapartum yang banyak 
  32. Partus presipitatus                                                                                                           


Mengapa bayi premature memiliki resiko yang lebih tinggi?



Bayi lahir premature memiliki karaktereistik anatomi  dan fisiologi yang berbeda di bandingkan dengan bayi cukup bulan  antara lain :



1.     Paru paru kekeurangan surfaktan, yang dapat menyulitkan ventilasi



2.     Perkembangan otak imatur ,sehingga upaya untuk bernafas kurang



3.     Otot lemah, menambah sulitnya pernafasan spontan



4.     Kulit tipis, area permukaan kulit luas dan kadar  lemak lebih rendah, yang menyebabkan  bayi mudah  kehilangan panas



5.     Kemungkinan bayi lahir dengan infeksi  lebih besar



6.     Pembuluh darah di otak juga sangat rapuh , yang mudah menyebabkan  perdarahan  pada keadaan stress



7.     Volume darah lebih sedikit , rentan terhadap efek hypovolemic aliran darah



8.     Jaringan Imatur , mudah cedera oleh kelebihan oksigen



Semua bayi baru lahir perlu penilaian awal untuk menentukan apakah resusitasi di perlukan atau tidak .



Bagaimana  menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi?



1.     Apakah bayi lahir cukup bulan ?



2.     Apakah Bayi bernafas  atau menangis?



3.     Apakah Tonus otot baik/kuat



Apakah bayi lahir cukup bulan?



Ini sudah di bahas di atas sebelumnya



Apakah Bayi bernafas atau menangis : pernafasan dapat di lihat dengan memperhatikan dada bayi .Tangis yang kuat menandakan adanya pernafasan, namun jangan terkecoh apabila bayi megap-megap. Pernafasan Megap- megap dapat berupa pernafasan satu-satu  yang dalam atau kumpulan beberapa pernafasan  dangkal , yang disebabkan oleh hipoksia dan/atau iskemia. Ini merupakan tanda  depresi Neurologis dan pernafasan berat.



Apakah tonus otot baik/kuat : abyi cukup bulan yang sehat ,ekstremitasnya dalam keadaan fleksi dan bergerak aktif . Berbeda dengan bayi sakit  dan bayi kurqang bulan, ekstremitas lebih sering dalam keadaan ekstensi dan lemas …..



Perlu di ingat :



Ketika janin atau bayi baru lahir kekurangan oksigen akan terjadi pernafasan cepat  dan di ikuti dengan apnu primer dan penurunan frekuansi jantung , keadaan ni akan membaik  dengan rangsangan taktil .jika Kekurangan oksigen  tetap terjadi, maka akan terjadi apnu sekunder , selanjutnya akan diikuti denganpenurunan frekuensi jantung  dan tekanan darah . Apnu sekunder tidak dapat di atasi dengan  pemberian rangsangan tapi dengan bantuan ventilasi



Ventilasi paru bayi adalah tindakan resusitasi neonates yang paling penting dan efektif



Pemberiian ventilasi tekanan positif yang  selama apnu sekunder  biasanya akan cepat memperbaiki frekunsi jantung



Kekurangan ventilasi paru bayi baru lahir berakibat pada kontriksi arteriol pulmonal menetap , sehingga menghambat  oksigenasi darah arterial sistemik. Hambatan perfusi dan oksigenasi  adekuat  ke organ –organ bayi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan otak , keruksakan organ lain  atau bahkan kematian



Resusitasi harus dilakukan segera : andaa memiliki waktu  kurang lebih 30 detik untuk dapat melihat respon dari setiap tahap , sebelum memutuskan  ketahap berikutnya



Evaluasi dan pengambilan keputusan  didasarkan  terutama pada pernafasan ,frekuensi jantung dan oksigenasi ….

seperti nya stop dulu ya, laen waktu saya janji ...kita akan masuk pembahasan tahapan resusitasi Neonatus ....

DaftarPustaka : Buku Panduan Resusitasi Neonatus edisi ke6 tahun 2011