BAGAIMANA BAYI MEMPEROLEH OKSIGEN SEBELUM LAHIR?
Cairan dalam alveoli di serap ke pembuluh darah limfe paru dandi gantikan oleh udara .Pengisian alveoli dengan udara yang mengandung oksigen 21 % merupakan suplay oksigen yang langsung berdifusi ke pembuluh pembuluh darah di sekitar alveoli'Arteri Umbilikalis kontriksi, kemudian arteri dan vena umbilikalis menutup ketika tali pusat di jepit. Hal ini menyingkirkan jalur sirkuit plasenta yang resistensi nya rendah dan menghasilkan peningkatan dalam tekanan darah sistemik
sekarang sebagai seorang bidan yang mau di katakan trampil....kita harus mengetahuiFaktor resiko apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan resusitasi pada bayi baru lahir
Faktor Antepartum yang terdiri dari :
Oksigen sangat penting
untuk kehidupan sebelum dan sesudah kelahiran .Sebelum lahir, seluruh oksigen
yang digunakan janin berasaldari difusi darah ibu ke darah janin melewati
membrane plasenta
Hanya sebagian kecil darah janin mengalir keparu paru janin. ParuJanin tidak berfungsi sebagai jalur transportasi oksigenataupun untuk sekresi karbon dioksida. Aliran darah ke paru paru belum mempunyai peranan penting untuk oksigenasi maupununutk keseimbangan asam basa pada janin.Paru janin mengembang dalam uterus, akan tetapi kantung kantung udara yang akan menjadi alveoli berisi cairn bukan udara. Disamping itu pembuluh arteriol yang mengalirkan darah ke paruparu janin dalam kondisi konstriksi (mengkerut) di karenakan tekanan partial oksigen (PO2) pada janin yang rendah
Sebelum lahir , sebagian besar darah dari sisi kanan jantung tidak dapat memasuki paru karena resistensi pembuluh darah paru janin yang masih konstriksi, sehingga sebagian besar aliran darah ini mengambil jalur yang mempunyai resistensi yang lebih rendah yaitu melewati duktus arteriosus menuju aorta
Setelah lahir , bayi tidak lagi terhubung dengan plasenta dan akan bergantung dengan paru paru sebagai satu satunya sumber oksigen. Oleh sebab itu dalam hitungan detik, cairan paru dalam alveoli harus di serap , paru paru harus terisi udara yang mengandung oksigen dan pembuluh darah paru harus membuka untuk meningkatkan aliran darah ke alveoli sehingga oksigen dapat di absorsi dandi bawa keseluruh tubuh
APA
YANG SECARA NORMAL TERJADI PADA PROSES
KELAHIRAN BAYI SEHINGGA MEMPEROLEH OKSIGEN MELALUI PARU PARU ?
Secara
normal ada 3 perubahan besar segera setelah kelahiran:
Cairan dalam alveoli di serap ke pembuluh darah limfe paru dandi gantikan oleh udara .Pengisian alveoli dengan udara yang mengandung oksigen 21 % merupakan suplay oksigen yang langsung berdifusi ke pembuluh pembuluh darah di sekitar alveoli'Arteri Umbilikalis kontriksi, kemudian arteri dan vena umbilikalis menutup ketika tali pusat di jepit. Hal ini menyingkirkan jalur sirkuit plasenta yang resistensi nya rendah dan menghasilkan peningkatan dalam tekanan darah sistemik
3. Akibat
mengembangnya alveoli oleh udara berisi oksigen , kadar oksigen dalam alveoli
meningkat . Pembuluh pembuluh darah paru relaksasi sehingga tahanan
terhadapaliran darah menurun
Keadan
tersebut berakibat menurunnya tahanan paru
dan meningkatkan tekanan darah sistemik ,sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke paru paru serta menurunnya aliran duktus arteriousus secara dramatis .
Oksigen dari alveoli akan di serap
kedalam darah melalui pembuluh darah
pulmonal, dan darah kaya oksigen akan
kembali ke sisi kiri jantung , selanjutnya darah tersebut akan di pompa
ke jaringan jaringan tubuh neonatus.
Pada
keadaan normal ,udara mengandung oksigen dalam jumlah yang cukup(21%) untuk
memulai relaksasi pembuluh darah
pulmonal seiring dengan peningkatan kadar oksigen dalam darah dan
relaksasi pembuluh darah pulmonal , duktus areriosus mulai kontriksi ,Darah
yang sebelumnya di alihkan melalui duktus arteriosus sekarang megalir melewati paru dan akan menyerap lebih banyak oksigen untuk disalurkan ke
jaringan jaringan keseluruh tubuh
Pada
akhir transisi normal, bayi akan menghirup udara dan meggunakan paru nya untuk menyalurkan oksigen ke darah. Tangisan awal dan tarikan nafas yang
dalam akan membantu mendorong cairan
keluar dari jalan nafasnya .Oksigen dan distensi paru berisi udara adalah rangsangan paling penting yang
menyebabkan relaksasi pembuluh darah
pulmonal. Seiring dengan meningkatnya kadar oksigen dalam darah, kulit bayi secara perlahan-
lahan berubah warna dari abu abu /biru berubah menjadi kemerahan.
Walaupun
tahap awal dari transisi normal tersebut terjadi, dalam beberapa menit setelah kelahiran, seluruh proses mungkin saja belum lengkap sampai beberapa jam atau bahkan beberpa hari setelah bayi lahir .
Sebagai contoh banyak penelitian menunjukan
bahwa pada neonatus normal yang
lahir cukup bulan, di butuhkan sekitar 10 menit
untuk mencapai saturasi oksigen sebesar
90% atau lebih . Penutupan funsional duktus arteriosus dapat memakan waktu 12-24 jam setelah lahir
dan relaksasi pembuluh darah paru
mungkin lengkap hingga beberapa bulan
kemudian
KESULITAN APA YANG DAPAT TERJADI
SELAMA PERIODE TRANSISI?
Seorang bayi mungkin
mengalami kesulitan sebelum persalinan,
selama persalinan atau setelah lahir. Bila kesulitan dimulai dalam kandungan,
baik sebelum maupun selama persalinan, masalah yang muncul biasanya berupa gangguan aliran darah di uterus atau plasenta . Gejala klinis awal
mungkin berupa deselerasi ( perlambatan)
frekunsi jantung janin , yang dapat kembali normal setelah dilakukan langkah intervensi untuk memperbaiki transport oksigen ke
plasenta , misalnya dengan meminta ibu hamil berbaring kearah kiri ( miring
kiri) atau memberi oksigen tambahan pada ibu .
Kesulitan yang di temui setelah kelahiran lebih banyak berkaitan dengan
jalan nafas bayi / atau paru.
a. Paru tidak terisi udara walaupun
sudah ada pernafasan spontan (ventilasi tidak adekuat).Tarikan
nafas awal bayi mungkin tidak cukup kuat untuk mendorong cairan keluar dari
alveoli, atau bila ada materi misalnya: meconium, yang menghalangi udara
masuk ke dalam alveoli, sebagai
akibatnya oksigen tidak dapat masuk
kedalam aliran darah yang bersirkulasi
melalui paru –paru
b. Tidak terjadi peningkatan tekanan darah sistemik (
hypotensi sistemik) Kehilangan darah berlebihan atau hypoksia neonatus dan iskemia dapat mengakibatkan kontraksi jantung menjadi buruk bradikardi ( frekunsi jantung
rendah) dan tekanan darah rendah pada
bayi baru lahir.
c. Arteri pulmonal tetap konstriksi setelah kelahiran
, karena sebagian atau seluruh paru
gagal mengembang atau karena kekurangan
oksigen , sebelum/selama persalinan
(Hipertensi pulmonal persisten neonatus) atau
Persistent pulmonary hypertension of the newborn sering di singkat PPHN. Sebagai akibatnya
aliran darah ke paru berkurang , sehingga suplay oksigen ke jaringan
juga berkurang . Pada beberapa kasus
arterial pulmonal tetap gagal relaksasi meskipun paru telah terisi udara.
BAGAIMANA BAYI BERESPON
TERHADAP KESULITAN DALAM MASA TRANSISI
Pada situasi normal ,
segera setelah lahir bayi akan berusaha sekuat tenaga untuk menghirup udara kedalam paru
.Peningkatan tekanan alveoli akan membantu absorsi cairan paru janin.hal ini
juga akan membantu pengaliran
oksigen keidak terjadi , cadangan
oksigen kejaringan arteriol pulmonalis dan menyebabkan arteriol relaksasi .Jika
urutan ini terganggu ,arteriol pulmonal akan tetap kontriksi,alveoli tetap
terisi cairan , bukannya udara dan
aliran darah arterial sistemik tetap tidak mendapat oksigen .
Bila transisi normal ttidak
terjadi , cadangan oksigen ke jaringan berkutang dan arteridi usus, ginjal,
ototdan kulit akan kontriksi. Suatu reflek pertahanan hidup akanberusahamempertahankan
atau meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak untuk mempertahankan
stabilitas pasokan oksigen. Redistribusi alirandarahini membantu mempertahankan
fungsi organ organ vital . Akan tetapi jika
kekurangan oksigen berlanjut ,Fungsi miocadial dan curah jantung akan mengalami penurunan, tekanandarah
menurun dan aliran darah kesemua organ juga akan berkurang . Akibat dari
perfusi dan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat ini dapat bersifat irreversible
dan meyebabkan kerusakan di otak,organ- organ lain atau kematian .
Bayi yang mengalami
gangguan kardiorespirasi ini mungkin
menunjukan satu atau lebih gejala klinis
di bawah ini :
1. Depresi
upaya bernafas karena kurangnya oksigen ke otak
2. Tonus
otot yang buruk akibat kurangnya oksigen
ke otak, otot dan organ –organ lainnya
3. Bradikardi
karena kurangnya oksigen ke otot jantung atau batang otak
4. Tachipnoe
( pernafasan cepat) karena kegagalan penyerapan cairan paru janin
5. Sianosis
( warna kulit kebiruan) menetap, atau oksimetri menunjukan saturasi rendah ,
karena kdaroksigendi dalam darah rendah
6. Tekanan
darah rendah karena kadar oksigen tidak cukup di otot jantung , kehilangan
darah ata alirandarah balik dari plasenta kurang sebelum atau sesudah
persalinan
Kebanyakan
gejala ini dapat pula terjadi pada kondisi lain , seperti pada infeksi atau hypoglikemia, atau bila upaya pernafasan
bayi tertekan oleh reaksi obat
seperti golongan narkotika atau
obat anasthesi umum yang diberikan pada
ibu sebelum persalinan.
BAGAIMAN
SEORANG BIDAN DAPAT MENGENALI APAKAH BAYI MENGALAMI GANGGUAN DALAM UTERUS ATAU SELAMA MASA PERINATAL?
Setiap masalah yang mengakibatkan gangguan
aliran darah atau oksigenasi baik di dalam uterus, selama persalinan dan atau
kelahiran dapat mengganggu keadaan janin danbayi baru lahir . Penelitian
laboratorium menunjukan gejala pertama
pada bayi yang mengalami gangguan kardiorespirasi selama masa perinatal adalah menurunnya upaya
untuk bernafas. Stres perinatal , awalnya bermanifestasi sebagai periode pernafasan cepat , kemudian di
ikuti oleh periode henti nafas( Apnu)primer ( tidak ada nafas atau megap-
megap)
Selama periode apnu primer ini rangsangan , seperti mengeringkan
bayi atau menyentil kakinya akan
menimbukan kembalinya usaha nafas , akan tetapi , bila gangguan kardiorespirasi selama apnu primer terus berlanjut, bayi akan mengalami periode nafas megap megap lagi
. yang berlangsung singkat dan kemudian masuk kedalam periode apnu sekunder ,
dimana rangsangan taktil tidak akan mengembalikan pola pernafasan bayi , harus
di berikan bantuan ventilasi untuk membalikan proses yang terjadi .
Ferkuensi jantung menurun pada saat bayi mengalami apnoe primer .Tekanan darah umumnya bisa bertahan hingga mulai terjadi apnoe sekunder , kecuali bila bayi mengalami kehilangan darah yang mengakibatkan hipotensi dengan awitan lebih dini .Seringkali kita menerima bayi dalam fase antara apnu primer dan sekunder yang telah di sebutkan diatas , sehingga sulit bagi kita untuk menentukan apakah bayi gangguan kardiorespirasi telah di mulai sebelum atau selama persalinan.Pemeriksaan fisik tidak dapat membantu kita membedakan antara apnu primer dan sekunder. Akan tetapi , respon pernafasan terhadap rangsangan dapat membantu kita memperkirakan berapa lama keadaan membaayakan ini telah berlangsung , Jika bayi mulai bernafas segera setelah ia di rangsang ,berarti bayi dalam keadaan apnu primer ,dan jika tidak langsung bernafas , berarti bayi berada dalam keadaan apnu sekunder dan bantuan ventilasi harus segera di berikan .
Sebagai panduan umum , semakin lama seorang
bayi mengalami apnu sekunder , semakin lama waktu yang di butuhkan agar
pernafasan spontan dapat kembali. Catatan: segera setelah di lakukan ventilasi
, sebagian besar bayi yang mengalami gangguan kardiorespirasi akan menunjukan
perbaikan frekuensi jantung auang sangat
cepat .
Bila ventilasi tekanan positif(VTP) yang
efektif tidak menghasilakan peningkatan frekunsi jantung yang cepat durasi waktu gangguan kardiorespirasi mungkin telah
berlangsung sedemikian lama , sehingga
fungsi miokardial telah menagalami
perburukan dan tekanan darah telah
turun di bawah batas krisis. Pada keadaan ini , kompresi
dada dan mungkin obat obatan akan di
perlukan dalam resusitasi
tobe continued......tunggu ya saya buat kopi dulu.....
Yuks kita lanjut......sekarang sebagai seorang bidan yang mau di katakan trampil....kita harus mengetahuiFaktor resiko apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan resusitasi pada bayi baru lahir
Faktor Antepartum yang terdiri dari :
- Diabetes Maternal
- Hipertensi gestasional dan preeklamsi
- Hipertensi kronik
- Riwayat kematian janin atai neonatus
- Perdarahan trimester 2dan trimester3
- Infeksi maternal
- Ibu dengan penyakit jantung,ginjal, paru-paru,tiroid atau neurologik
- Polihidrmanion
- oligohidramnion
- Ketuban pecah dini
- Hidrops fetalis
- Kehamilan lewat waktu (postmatur)
- Kehamilan multipel
- Berat janin tidak sesuai dengan Usia kehamilan
- Ibu pengguna obat obat bius
- Malformasi atau kelainan janin
- \Berkurangnya gerakan janin
- Ibu hamil yang tidak pernah ANC
- Ibu dengan usia >35 tahun Faktor Intrapartum :
- Bedah Caesar darurat(cito)
- Kelahiran denganvakum atau forceps
- letak sungsang atau Persalinan abnormal
- Kelahiran Prematur
- Korioamnioitis
- Ketuban pecah lebih dari >18 jam sebelum perslinan
- Marosomia
- Penggunaan Anasthesi selamaproses persalinan
- Takisistol uterus dengan perubahan frekunsi jantung janin
- Cairan ketuban kental hijau dan bercampur mekonium
- Plasenta Previa
- Perdarahan Irtapartum yang banyak
- Partus presipitatus